Thursday, September 06, 2012

Seandainya Situs Jejaring Sosial Tidak Ada (Part II)

mendaftar Facebook
Menyambung tulisan sebelumnya di Seandainya Situs Jejaring Sosial Tidak Ada (Part I) sekarang saya coba sambung dengan mengembalikan ke dunia jejaring sosial.

Naah kita mampir lagi ke dunia jejaring sosial.
Seorang teman malah pernah mengungkapkan, bahwa 80 % (bukan hasil penelitian) seseorang akan mem – block atau me-remove akun orang lain di pertemanannya dalam jejaring sosial karena merasa iri, sisanya, macam – macam, bisa karena alasan pornografi atau memang karena sejak dulu sudah bermusuhan. Iri disni bisa diartikan karena mendapat pesaing tangguh dalam berkomentar, karena di khawatirkan akan semakin bertambah mereka yang tidak setuju dan popularits seseorang itu bisa menurun, dan tentu saja menghindari hal – hal “tertentu” yang dapat membongkar aib.


Keberadaan Jejaring sosial seperti Facebook saat ini justru memudahkan kita untuk berinteraksi dengan orang lain dengan biaya yang sangat murah (bahkan gratis) dan tentunya dengan cara yang mudah. Bayangkan saat jejaring sosial yang ada saat ini belum tenar di Indonesia, hanya mereka yang beruntung dan sudah melek internet saja yang merasakan indahnya berselancar di dunia maya lewat Ym atau mIRC. Naah bagaimana yang tidak melek sama sekali mengenai dunia internet.?? Yaaahhh paling banter hanya menggunakan Wartel (warung telepon.red) bagi yang tidak memiliki telepon di rumah, dan itu pun berbicara kepada orang yang dikenal saja.

Media Informasi
Tanpa terasa dengan semakin menjamurnya situs jejaring sosial beserta penggunanya, sekarang semuanya semakin terasa mudah. Salah satu kemudahan yang kita peroleh dari jearing sosial ini adalah Informasi.! Iya benar informasi. Saat handphone masih begitu mahal, kita hanya mengandalkan informasi dari media massa, mulai dari lowongan kerja, kecelakaan, bencana alam, dan kejadian – kejadian lainnya. Akan tetapi coba perhatikan dan rasakan sendiri, disaat wartawan masih sibuk mengetik berita mengenai kecelakaan yang telah terjadi di suatu tempat atau berita mengenai terjadinya rusuh dalam demonstrasi di suatu tempat, kita malah menjadi penyampai berita pertama sekali, hanya dengan beberapa kata dan hanya membutuhkan waktu kurang dari 2 menit. 

Lewat istilah “Update status” atau “men-tweet” kita secara tidak langsung menjadi penyampai berita, contohnya : “hufft..! kesel dech jalanan jadi macet gara2 ada demo di jalan A...” atau “OMG..!! ada motor bertabrakan dengan pesawat luar angkasa, kasian buanget  eaa, huft...” dan tak lupa ditambah dengan siapa kita saat itu dan dimana lokasinya.. hehehehe… namun lagi – lagi, apakah kita sadar kalau kita sendiri sudah memberikan informasi ke orang lain, dan apakah itu bisa dikatakan berbagi informasi kalau kamu mem – block atau me-remove seseorang dari akun pertemanan kamu di situs Jejaring sosial.??

Teknologi = Pencipta Zombie..???
Mari sekali lagi kita melihat kebelakang, saat situs jejaring sosial belum familiar untuk kita, dan handphone belum menjadi barang primer seperti saat ini. Kita hanya melakukan interaksi dengan orang lain kalau kita bertemu langsung dengan orang itu, dan rasanya kalau tidak bertemu langsung seperti ada yang kurang. Naahhh..sekarang dengan jejaring sosial malah yang lebih memprihatinkan, interaksi interpersonal (person to person/face to face) malah semakin menurun (benarkah.??). Saya pernah mendapati sendiri dan melihat di suatu kos - kosan, ada 2 orang teman sedang asyik ber – chating ria dengan temannya sambil tertawa terbahak – bahak. Saya jadi heran, lantas saya tanya sama si A, “Ada apa A.?, seru kayaknya ya,” si A jawab, “ahh gak bro, ini si B curhat tentang pacarnya,”. Padahal posisi si B saat chatingan ada di kamar tepat disebelah kamar si A yang jarak antar kedua kamar kurang dari 1 meter dan mereka hanya chating-an berdua saja. Ini baru disebut OMG..!!!!!!. 

Tanpa kita sadari juga, begitu besar efek dari jejaring sosial, dan bahkan bisa membuat kita yang awalnya saling kenal menjadi tidak kenal, kenapa bisa.? Coba perhatikan di sebuah lokasi yang terdapat koneksi Free Wi-fi nya, dan perhatikan situasi apa yang terjadi.? Semuanya diam, semuanya membisu, bahkan suara nyamuk sekalipun bisa kita dengar, dan kita baru akan berbicara kalau kita lapar.

Indonesia paling cerewet
Walaupun diantara teman – teman sekalian ada yang merasa kurang sreg dengan tulisan saya diatas, jangan langsung merasa rendah diri, karena masih ada yang bisa kamu dan kita banggakan sebagai bangsa yang besar. Kenapa tidak, begitu banyak tulisan yang menyindir pengguna situs jejaring sosial, dan salah satunya tulisan saya ini, namun masih ada yang membanggakan.
Apa yang membanggakan.? Hal yang membanggakan bahwa ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, Jakarta adalah kota yang paling aktif nge – tweet.

Hasil penelitian Semiocast, sebuah lembaga riset asal Paris, Perancis melansir bahwa dari kiriman 27 % sample tweet dari berbagai kota di dunia, posisi pertama diraih oleh Jakarta dengan lebih dari 2 % mengalahkan Tokyo di posisi kedua, serta mengalahkan kota New York di posisi kelima dengan kontribusi lebih dari 1.5 %, bahkan Bandung sekalipun masuk kedalam jajaran 10 besar, di posisi ke enam dengan kontribusi lebih dari 1%. (cek disini : Twitter reaches half a billion accounts More than 140 Millions in the USnaaahhhh......sudah sepatutnya lah kita berbangga...

Persentase Per-teman-an
Bicara persentase, teman – teman juga harus jujur sama akun sendiri, bila perlu dimasukin jadi status atau jadi tweet. Sebelum kamu mengambil langkah mem – block akun seseorang seolah – olah kamu adalah artis dengan privasi tingkat tinggi. Coba cek secara jujur, disini saya masih menggunakan sample, dimana  anda memiliki  jumlah teman sebanyak 1.500 di akun FB kamu.
Pertanyaannya :

1. Dari 1.500 itu, berapa orang kah yang benar – benar kamu kenal.??

2. Berapa orang kah yang sudah kamu kirim permintaan pertemanan.??

3. Berapa orang kah yang sudah mengirim permintaan pertemanan ke akun kamu.??

4. Berapa orangkah yang sudah meng”confirm” akun kamu.??

5. Dan berapa orang kah yang sudah kamu “block/remove”dari pertemanan kamu, diluar alasan pornografi.??

Jawab saja sendiri, kalau berani tampilkan di akun jejaring sosial kamu dan refleksikanlah sendiri, dimana letak untung dan rugi jejaring sosial buat kamu. Karena yang berhak menyaring efek penggunaannya hanya kamu.
Saran saya sich, bijaklah dalam berselancar di dunia maya, dan bijak jugalah dalam membangun relasi pertemanan.

Peace.
Posted by : Alesa morta 11:48 AM

No comments:

Post a Comment

PLEASE GIVE COMMENT WISELY.