Thursday, August 16, 2012

penggiling padi kincir air (rice milling hydropower)

Penggiling hidropower
Sebuah kekayaan budaya, penulis temukan, kearifan lokal yang mulai digilas oleh zaman. Sebuah alat yang hingga kini masih mempengaruhi budaya tradisional yang kerap kali tergantikan, hanya untuk mentahbiskan budaya modern dengan sinonim, "semua harus cepat dan instan ". Berikut gambarannya.


UMBIA, itulah sebutannya, alat penggiling padi serta kopi, yang mengandalkan kekuatan air sebagai tenaga untuk menggerakan kincir serta palu penumbuk.

Warga sedang menggiling padi

Selain bertumpu pada arus air yang deras, mesin penggiling padi ini juga bertumpu pada sinergisitas antara batang penyambung kincir dengan batang palu penumbuk, tiap ruas kecil yang tersambung  dalam batang penyambung kincir akan bersentuhan dan mengangkat tuas kecil palu penumbuk, apabila air dapat memutar kincir.


Tuas pada penumbuk padi

Namun, dari 2 mesin penggiling padi yang ada, salah satunya sudah lama tidak berfungsi, menurut pemilik mesin penggiling air tersebut, Lamri (50) warga kec. bang haji, mengatakan kalau mesin penggiling padi miliknya sudah lama tidak dipergunakan lagi, ini karena sebagian menurutnya masyarakat disini sudah beralih tidak lagi menanam padi, tapi mereka lebih suka bekerja dikebun sawit milik perusahaan atau kebun sawit milik warga pendatang yang memiliki lahan jauh lebih luas ketimbang masyarakat asli setempat, selain itu, bagia masyarakat yang masih menanam padi, mereka lebih sering mempergunakan mesin penggiling padi modern, karena lebih cepat, apalagi saat sekarang ini kondisi debit air yang sudah mulai  berkurang semenjak banyaknya perusahaan tambang dan perusahaan perkebunan sawit beroperasi di hulu sungai dan di seputaran sungai susup.

Tuas belakang penumbuk padi


Kincir air
Ket. Gambar :arus air yang deras, dari aliran sungai sekitar,
menjadi tumpuan untuk menggerakkan kincir air ini
Posted by : Alesa morta 12:54 AM

No comments:

Post a Comment

PLEASE GIVE COMMENT WISELY.